Jumat, 28 September 2012

CHARCOAL AND WOOD VINEGAR



Tadi abis ikut kuliah umum di audit faperta unsoed pembicaranya dari  Jepang namanya Yosei OIKAWA, Ph.D.  Isinya sangat bagus yaitu tentang aplikasi arang untuk pertanian tapi materinya in english. Ini adalah sedikit materi yg berhasil aku tulis.. maaf y pak Yosei sedikit ngutip nih materinya heee…

Charcoal and Its Application
  / Charcoal is
  • A black porous carbon made from biomass (as from wood by charring in akiln from which oxygen is excluded).
  • Porosity of charcoal provides various applications in agricultural and environmental sectors
  •  Alkali          Neutralizing 3Acid

Various Fungctions of choarcoal:
  •  Non-smoke fuel
  • Improve soil fertility
          reduce fertilizer input and cost
  •    Adjust/regulate moisture indors
  •     Adsorbs bad smell
  • Reduce diarrhea of pig, chiken, et
  • Purify muddy water

Wood Vinegar (Pyroligneous acid)
·         Byproduct from charcoal kilns: Liquid extracted from smoke (85 to 130oC)
Useful for pest management, crop growth (especially roots), animal health, etc.
Need to remove tar


Agro-wastes:
• Rice husk
• Sawdust
• Branches pruned
• Bark
• Fallen leaves
• Corn cob, peanut shell, coconut shell
              Alternative source of charcoal
• (Bone, shell, eggshell for organic fertilizer)

Charcoal Aplication in TUAT farm (2004)
Reduce 50% of chemical fertilizer for growing upland rice by scattering bamboo-charcoal powder (200g/meter)

Four steps of agricultural extension:
1.      Demonstrate to attract farmers
2.      Provide opportunities to have experience
3.      Provide training workshop to understand principels abd theoris
4.      Support their self problem.

Sumber; Oikawa Yose,et.al. 2010. Technical Cooperation Project for Improving Rural Living and Nature Conservation by Multipurpose Use of Charcoal and Wood Vinegar in Bach Ma National Park (Bach Ma Charcoal Project). Biomass Town Workshop 27 Feb. 2010

Selasa, 25 September 2012

Dampak Perubahan Iklim di Indonesia


 Sebagai Negara yang menyumbang emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia, Indonesia juga secara langsung merasakan dampak dari fenomena bumi yang paling sering dibincangkan selama satu decade terakhir ini. Dampak paling nyata yang secara langsung bisa dirasakan oleh masyarakat adalah terjadinya perubahan iklim.
Sektor pertanian adalah sektor yang akan secara langsung paling dirugikan. Terjadinya pergeseran musim dan perubahan pola hujan berimbas pada keterlambatan musim tanam atau panen. Bahkan, perubahan iklim yangdrastis tak jarang merugikan petani dengan meningkatnya gagal panen dan memperluas tanaman padi yang puso.
Sumber emisi gas rumah kaca terbesar yang disumbangkan Indonesia adalah deforestasi, konversi lahan, dan kebakaran hutan. Jika membandingkan peta kondisi hutan Indonesia pada tahun 1980-an dengan peta tahun 2000, tampak jelas terjadinya pengurangan luas hutan. Pengurangan kawasan hutan yang terjadi di Kalimantan adalah yang paling jelas terlihat.

Faktor yang mempengaruhi keragaman iklim :
v  Banyak faktor yang mempengaruhi keragaman musim. Salah satu faktor yang dominan ialah fenomena El Nino – Southern Oscillation (ENSO).
v  Berlangsungnya fenomena ENSO akan menyebabkan maju atau mundur awal musim hujan dan sifat hujan, El Nino dan La Nina.
v  Frekuensi El Nino meningkat sejalan dengan naiknya suhu rata-rata bumi.

Dampak Pemanasan Global
Ø       Perubahan Iklim
o    Peningkatan temperatur bumi
o    Curah hujan yang lebih lebat
Ø       Pertanian
o    Mengubah pola presipitasi, penguapan, air limpasan, dan kelembaban tanah.
o    Resiko terjadinya ledakan hama dan penyakit tanaman
o    Terancamnya ketahanan pangan
Ø       Kelautan
o    Naiknya permukaan air laut (bisa menenggelamkan daerah pesisir yang produktif)
o    Pemanasan air laut yang mempengaruhi keanekaragaman hayati laut
o    Peningkatan jumlah penyakit yang dibawa melalui air dan vektor
Ø       Satwa
o   Perubahan habitat. Hilangnya daerah pesisir berakibat pada keanekaragaman hayati serta migrasi penduduk yang hidup di kawasan ini.
o   Penurunan populasi amfibi secara global

Sumber Emisi Tahunan Gas Rumah Kaca di Indonesia
Deforestasi dan konservasi lahan
Emisi karbon dioksida paling besar disumbangkan oleh sektor kehutanan. Sebesar 75% dari deforestasi dan konservasi lahan, 23% dari penggunaan energi di sektor kehutanan, dan 2% dari proses industri sektor kehutanan.
Sektor energi (industri, pembangkit listrik, transportasi)
Emisi diluar sektor kehutanan lebih kecil, tetapi tumbuh dengan sangat cepat seiring industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi.
Pertanian dan sampah
Emisi yang dihasilkan dari sektor pertanian tergolong kecil. Sebagian besar dari produksi padi. Sementara itu, dari sektor sampah, meskipun kecil, pada tahun 2000, Indonesia menjadi penghasil energi terbesar ke-6 di sektor sampah.





PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)


Pengertian PTT :
Merupakan cara budidaya yang baik, untuk memperoleh hasil dan keuntungan yang lebih tinggi, dengan menerapkan beberapa teknologi tepat lokasi, secara TERPADU.
Pengertian TERPADU :
Terdapat kesesuaian antara teknologi dengan kondisi lahan yang ada
Terdapat kesesuaian antara teknologi yang diterapkan dengan kemampuan petani
Ada keterkaitan antara satu teknologi dengan teknologi lainya.
Komponen teknologi PTT
Komponen yang diterapkan dalam PTT dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu
A.    Komponen
Teknologi Dasar
B.     Komponen
Teknologi penunjang

Komponen dasar merupakan komponen yang memiliki peranan penting dalam peningkatan produktivitas tanaman misalnya tanaman jagung. Oleh karena itu komponen dasar sebaiknya diterapkan semua.
Komponen penunjang merupakan komponen yang memiliki peranan memantapkan dan memaksimalkan penerapan komponen dasar. Oleh karena itu komponen penunjang sebaiknya diterapkan berdasarkan kemudahan dan pemilihan komponen dasar.
     A.     Komponen teknologi dasar
     Ada 4 komponen teknologi dasar yang sangat dianjurkan untuk diterapkan:
           Ø  Varietas unggul potensial
           Ø  Benih bermutu dan sehat
           Ø  Populasi tanaman optimal per hektar
     Ø  Pemupukan berimbang NPK berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD)
B.  komponen teknologi penunjang
     Ada 6 komponen teknologi  penunjang yang sangat dianjurkan utuk diterapkan:
           Ø  Penyiapan lahan tepat
           Ø  Pembuatan saluran drainase dan alur pengairan
           Ø  Penggunaan pupuk organic
           Ø  Penyiangan secara manual atau dengan herbisida
           Ø  Pengendalian organisme penggangu (OPT) tepat sasaran
           Ø  Penanganan panen tepat waktu.



Sumber: Samijan, (et al). PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) Jagung. Ungaran, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. 2009