A. HAMA TANAMAN PADI
1. Hama
Wereng Batang Padi Coklat
a. Morfologi
- Telur
- Telur
Ukuran: panjang 0,99 mm dan lebar 0,20 mm.
Bentuk: seperti bulan sabit, menyempit
pada bagian ujungnya.
Salah satu ujung telur bersatu
dan ujung lainnya bebas.
Warna:
Telur berwarna keputihan ketika
diletakkan.
Pada
perkembangan selanjutnya terdapat bintik mata berwarna merah pada bagian kepala
ketika akan menetas.
- Nimfa
Nimfa mempunyai lima instar
1. Nimfa instar pertama
berukuran panjang 0,97 mm dan lebarnya 0,37
mm.
Mata
majemuk kecil dan berwarna kecokelatan.
Antena
mempunyai 0 –2 sensoria.
Tungkai
berwarna cokelat terang
tubuhnya
berwarna putih krem dengan batas warna cokelat.
2. Nimfa instar kedua mempunyai panjang 1,29 mm
dan lebar 0,53 mm.
Mata
berwarna agak merah. dengan abdomen.
Ruas abdomen secara keseluruhan berwarna putih
kecokelatan dan agak membengkak, ruas thorak lebih cokelat.
Antena
mempunyai 2 – 3 sensoria pada bagian dorsal.
Tungkai
berwarna cokelat,
tubuh
oval dan berwarna putih kecokelatan.
3. Nimfa instar ketiga mempunyai panjang 1,42 mm
dan lebar 0,67 mm.
Bentuk
tubuh oval dengan warna kecokelatan.
Mata
merah tidak mengkilap.
Sayap
dasar kelihatan.
Antena
mempunyai 3 – 4 sensoria pada permukaan dorsal.
4. Nimfa instar keempat berukuran panjang
1,99 mm dan lebar 1,00 mm.
Kepala meluas dengan vertek berwarna cokelat.
Ocelli
nampak seperti titik hitam di atas mata
majemuk.
Mata
majemuk menonjol dan berwarna merah tidak mengkilat.
sayap
dasar menutupi dua ruas pertama abdomen dan kadang-kadang ruas ketiga.
Antena
mempunyai 5 – 6 sensoria pada bagian permukaan dorsal.
Abdomen
membengkak dengan gambaran cokat tidak beraturan yang mana nampak pada ruas
pertama sampai ruas ke tujuh.
5. Nimfa instar kelima panjangnya kira-kira 2,69 mm dan lebar 1,25mm.
Tubuh
berwarna cokelat gelap dan kuat.
Mata
biru abu-abu.
Sayap
dasar menutupi penuh tiga ruas abdomen pertama.
Antena
mempunyai 7 – 9 sensoria pada bagian dorsal.
· - Imago
- Imago wereng batang padi cokelat mempunyai dua bentuk sayap, yang bersayap panjang disebut makroptera dan bersayap pendek disebut brakiptera.
- Wereng makroptera jantan dan betina mempunyai panjang kira-kira 3,9 mm dan 4, 6 mm.
- Tubuh berwarna cokelat dengan mata agak kebiruan. Kepala, pronotum dan mesonotum berwarna kecokelatan.
- Bagian ventral berwarna cokelat, ruas lainnya berwarna cokelat terang.
- Tungkai cokelat terang dengan tarsal claw hitam.
- Tegmen transparan dengan vena gelap, pretostigma hitam, sayap hyalin dengan vena gelap
b. Bioekologi
· Wereng makroptera migrasi ke persawahan segera
setelan bibit ditanam.
· Generasi berikutnya yang utama terdiri dari
betina brakiptera dan
jantan makroptera.
· Perkembangan selanjutnya dari betina
makroptera dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kepadatan nimfa,
menurunnya kualitas tanaman inang, panjang hari dan temperatur yang rendah.
· Ukuran tubuh , siklus hidup, fekunditas dan
longevity dipengaruhi oleh temperatur,
status makanan dan ketahanan tanaman inang.
· Di bawah kondisi optimal (pada tanaman inang
peka dengan temperatur 25 – 30 o C betina brakiptera meletakkan
telur 300 – 400.
· Makroptera betina dapat meletakkan telur
kira-kira 100.
· Longevity imago
berkisar 10 – 20 hari. Telur
diletakkan dalam 2 – 12 kelompok pada
seludang daun atau tulang daun. Telur
menetas setelah 6 – 9 hari diletakkan. Terdapat 5 instar nimfa masing-masing
instar berkisar 2 – 4 hari.
2. Hama Penggerek Batang Padi
·
Ada enam jenis penggerek batang padi
yang telah diketahui menyerang padi di Indonesia yaitu Scirpophaga incertulas (Walker),
S. innotata (Walker), Sesamia
inferens (Walker), Chilo supressalis
(Walker), C. polychrysus (Meyrick)
dan C. auricilius (Dudgeon). Jenis yang terakhir itu dilaporkan lebih
memilih tanaman tebu sebagai inang
·
Salah satu jenis penggerek batang padi
yang paling dominan dan penyebarannya sangat luas ialah S. incertulas atau penggerek
batang padi kuning.
·
Hal itu didukung oleh kondisi lapangan
yang menguntungkan bagi perkembangan hama tersebut, diketahui hama tersebut
hanya menyerang tanaman padi sedangkan di Indonesia tersedia tanaman padi
sepanjang tahun. Tersedianya sumber pakan berupa tanaman padi terus-menerus dan
umur tanaman yang berbeda-beda merupakan penyebab terjadinya serangan penggerek
batang padi kuning sepanjang musim tanam padi (Kalshoven, 1981).
a.
Morfologi
·
Stadium
telur
Ø Telur
berwarna putih krem, pipih dan oval.
Ø Sebelum
menetas telur menjadi gelap hingga merah
ungu.
Ø Telur
hama ini diletakkan berkelompok di permukaan bawah daun dan ditutup dengan
lapisan beludru berwarna coklat kekuningan.
Ø Jumlah
setiap kelompok antara 50 - 150 butir.
Ø Telur
pada mulanya kelihatan jernih selanjutnya gelap.
Ø Lama
stadium telur berkisar antara 4 – 5 hari di dataran rendah sedangkan di dataran
tinggi mencapai lebih dari 14 hari .
Ø Kelompok
telur diletakkan secara acak pada daun dan pelepah daun.
Ø Suhu
optimal untuk penetasan telur adalah 24 - 32 ° C pada kelembaban nisbi 85 %. Pengaruh cahaya dapat memperpendek umur
telur.
Ø Batas
suhu rendah untuk telur PBPK ialah 13°C. Makin tinggi suhu (30 - 35°C)
menyebabkan stadium telur lebih lama.
Ø Apabila
suhu tinggi dan kelembaban udara kurang dari 70% akan terjadi mortalitas telur cukup
tinggi.
Ø Telur
akan menetas pada pagi hari dan mencapai
puncaknya senja hari .
·
Stadium
larva
Ø Larva
yang keluar dari telur tinggal di bawah lapisan yang menyerupai beludru cokelat
kekuningan selama satu sampai dua hari, kemudian larva itu keluar melalui
lubang gerekan pada lapisan beludru atau melalui dasar kelompok telur, dengan
cara melubangi daun padi.
Ø Ada
juga larva yang menggelantung dengan benang sutera, dan tersebar terbawa angin
atau jatuh ke permukaan air atau mungkin tersangkut pada tanaman.
Ø Larva
instar pertama berukuran panjang 1,5 mm dan lebar 0,5 mm. Badannya berwarna putih pucat, kepala dan
protorak berwarna gelap. Larva instar pertama berganti kulit setelah 5 – 6
hari.
Ø Larva
instar kedua berukuran panjang 3 mm dan lebar 0,5 mm. Bagian tubuh ventral berwarna putih, kepala
dan protorak berwarna cokelat terang. Larva instar kedua berlangsung 6 – 8
hari.
Ø Larva
instar ketiga berukuran panjang 3,5 – 4,0 mm berlangsung 5 – 7 hari., berwarna
putih kotor dengan garis gelap di antara
ruas-ruas abdomen.
Ø Larva
instar keempat berukuran panjang 5 mm
dan lebar 1 mm dan berlangsung 10 – 12 hari berwarna kuning kotor.
Ø Larva
instar kelima berkisar 9 – 10 hari dengan panjang 8 – 9 mm dan lebar 1,5 – 2,0
mm, berwarna putih dengan kepala cokelat atau kuning oranye.
Ø Larva
instar keenam 7 – 10 hari berukuran panjang 12 mm dan lebar 2 mm dengan warna
seperti instar kelima.
Ø Apabila
larva tumbuh penuh ukurannya bisa mencapai panjang 20 mm berwarna putih atau
putih kekuningan.
Ø Larva
yang berhasil sampai instar terakhir akan tinggal di dalam batang atau di
pangkal batang padi.
Ø Larva
membuat lubang keluar di pangkal ruas dekat permukaan tanah.
Ø Lubang
ditutup dengan benang-benang sutera demikian rapat sehingga air tidak dapat
masuk.
Ø Lubang
ini berfungsi sebagai jalan keluar imago.
Ø Stadium
larva berlangsung 23 – 33 hari.
Ø Dalam
satu batang padi hanya terdapat satu larva.
·
Stadium
pupa
Ø Pupa
berwarna kekuningan, dibentuk dalam kokon berwarna putih.
Ø Periode
pupa selama 8 - 14 hari.
Ø Pupa
dapat ditemukan pada bagian paling dasar tanaman, kadang-kadang berada di bawah
permukaan tanah.
Ø Pupa
dilapisi kokon tipis berwarna putih pucat kemudian berubah cokelat muda .
·
Stadium
imago
Ø Imago
betina, sayap depan berwarna kuning jerami dengan titik hitam pada bagian
tengahnya dan sayap belakang berwarna pucat.
Ø Pada
abdomen terdapat sisik dan rambut .
Ø Pada
imago jantan, titik hitam yang terdapat pada sayap depan kelihatan samar-samar
sedangkan pada sayap belakang berwarna putih.
Ø Imago
jantan berukuran 18 - 23 mm dan imago betina berukuran 24 - 36 mm .
Ø Imago
PBPK aktif pada malam hari, tertarik cahaya terutama sinar ultra violet dan
mempunyai daya terbang cukup jauh.
Ø Imago
muncul pada malam hari pukul 19.00 – 21.00,
pada siang hari bersembunyi di bawah permukaan daun atau pangkal batang
padi.
Ø Perkawinan
terjadi hanya satu kali dalam satu siklus hidup.
b.
Bioekologi
· Hama
ini banyak terdapat di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.
· PBPK tersebar di daerah tropis dan di daerah
sedang dengan temperatur di atas 10°C dan curah
hujan tahunan lebih dari 1000
· Banyak
dijumpai di daerah yang banyak turun hujan dan daerah yang terdapat tanaman
padi sepanjang tahun seperti daerah pertanian di Indonesia.
· Periode
kritis bagi larva terjadi pada saat baru menetas dari telur dan waktu penetrasi
ke dalam jaringan tanaman inang.
· Hujan
lebat dapat mencuci larva dari tanaman bila belum berhasil masuk ke dalam
jaringan tanaman.
· Larva
kadang-kadang keluar dari batang dan pindah ke batang lain untuk mencari tunas
yang lebih sesuai.
· Larva
kecil mudah tertangkap oleh predator seperti laba-laba dan lain-lain
· Tanaman
padi menjadi rentan pada saat tumbuh memanjang sebab jaringan yang baru tumbuh
belum terlapisi silika.
· Tanaman
yang batangnya tinggi dan banyak dipupuk N lebih rentan.
· Pada saat tanaman tua, larva instar pertama lebih suka menggerek
pelepah daun karena batang sudah keras sehingga mortalitas larva tinggi. Meskipun 75 % larva manpu menggerek batang
padi, dilaporkan hanya 10 % yang berhasil berkembang menjadi imago.
· Hama
ini menyebabkan mati pucuk pada fase vegetatif, mula-mula daun pucuk kuning,
layu, kering dan mudah dicabut. Gejala
ini dikenal dengan sebutan sundep atau mati puser atau deadheart.
· Serangan
pada fase generatif menyebabkan malai tegak berwarna putih dan biji hampa. Gejala ini dinamakan beluk atau whiteheart.
· Kematian
tanaman tersebut disebabkan larva menggerek batang bagian bawah sehingga
terputus dan tidak dapat mengalirkan zat hara dari tanah ke bagian lain .
2. HAMA TANAMAN KEDELAI
2.1. Lalat Kacang (Ophiomya phaseoli= Agromyza phaseoli= Melanogromyza phaseoli)
·
Morfologi:
Ø Telur:
-
Diletakkan di dalam lubang tusukan diantara
epidermis atas dan epidermis bawah keping biji (kotiledon) dan daun.
-
Disisipkan dalam jaringan mesofil yang
diletakkan terpisahdekat pada pangkal kotiledon atau pangkal helai daun pertama
dan kedua.
-
Telur pertama diletakkan pada tanaman
umur 4 - 5 hari setelah tanam.
-
Berwarna putih berkilau seperti mutiara.
-
Berbentuk lonjong dengan ukuran 0,31 mm
dan lebar 0,15 mm.
-
Telur menetas 48 jam setelah diletakkan.
-
Di Pegunungan masa telur mencapai 3 –
4 hari..
Ø Larva:
-
Ramping dan memanjang, pada stadium akhir
mencapai panjang 3.75 mm.
-
Larva yang baru keluar dari telur
berwarna putih bening.
-
Larva stadia akhir berwarna kekuningan.
-
Stadia larva berkisar 7 – 11 hari,
dengan tingkat kematian44%.
Ø
Pupa:
- Dibentuk di bawah epidermis kulit batang
atau kulit akar pada pangkal batang atau pangkal akar.
- Mula-mula berwarna kekuningan, kemudian
berubah kecokelat pada umur yang lebih lanjut.
- Panjang pupa 3 mm.
- Stadia pupa berkisar 7 – 13 hari dengan
rata-rata 9 hari.
·
Bioekologi
Ø
Serangan terjadi setelah tanaman muncul di
atas permukaan tanah.
Ø
Gejala awal berupa bintik-bintik putih
pada keeping biji, daun pertaman atau kedua.
Ø
Bintik tersebut merupakan bekas tusukan
ovipositor dan kemungkinan sebagai bekas mengisap cairan daun untuk makanan
imagonya.
Ø
Gejala serangan larva pada keping dan
daun pertama atau kedua berupa alur atau garis lengkung berwarna coklat yang
merupakanliang gerekan larva yang berlangsung selama ± 2 hari.
Ø
Gejala serangan sudah nampak pada 7 hari
setelah tanam.
Ø
Larva yang menggerek pada keeping biji
atau daun akan menuju ke batang.
Ø
Cara membuat liang gerek juga melengkung
sehingga berbentuk gambaran spiral mengelilingi batang. Gerekan ini dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop.
Ø
Sabagai akibat terputusnya jaringan
kulit, akan akan mati sehingga tanaman layu, kering dan mati karena akar tidak
berfungsi normal untuk mengisap air dan unsur hara dari dalam tanah.
Ø
Kematian tanaman berlangsung selama 16
hari, dimulai 14 – 30 hari setelah tanam.
Ø
Tanaman yang diserang pada umur 4 – 10
hst akan mengalami kematian.
Ø
Tanaman inang lain: tanaman kekacangan
2.2.
Kutu Kebul (Bemisia tabaci)
·
Morfologi:
Ø
Telur:
- Warna
kuning terang, bertangkai dan umumnya diletakkan pada permukaan bawah daun.
- Stadia
telur 6 hari.
Ø
Nimfa
-
Nimfa
instar 1 bentuknya bulat telur an pipih, warna pucat sampai kuning
kehijauan. Tungkainya masih berfungsi.
- Nimfa instar 2 dan 3 melekat pada daun selama
masa pertumbuhan dan perkembangannya.
- Stadium
nimfa rata-rata 9 – 10 hari.
Ø
Imago
- Berukuran kecil.
- Tubuh
berwarna kuning, sayap ditutupi lapisan lilin yang bertepung.
·
Bioekologi:
Ø
Untuk makan dan bertelur imago memilih
daun-daun muda.
Ø
Imago lebih menyukai daun-daun yang
terinfeksi oleh virus sebagai tempat untuk meletakkan telur dibanding daun yang
sehat.
Ø
Jumlah rata –rata telur pada daun sehat
14 butir sedangkan pada daun yang terserang virus 77 butir.
Ø
Kerusakan langsung disebabkan oleh
isapan imago dan nimfa.
Ø
Kutu kebul juga menghasilkan embun madu dan
merupakan media bagi tumbuhnya cendawan jelaga. Hal ini menyebabkan proses
fotosintesis tidak berlangsung norml.
Ø
Kutu kebul juga bisa sebagai vektor
virus yang merusak tanaman kedelai
Ø
Tanaman inang lain: tanaman family
Compositae, Cucurbitaceae, Cruciferae, Solanaceae, dan Leguminosae.
2.3.
Kumbang daun Kedelai (Phaedonia inclusa)
·
Morfologi:
Ø
Telur:
- Bentuk bulat panjang.
- Warna
kuning sampai kuning pucat.
- Panjang
1,33 mm
- Diletakkan
berkelompok pada bagian bawah daun berkisar 5 – 10 butir/kelompok.
- Stadia
telur 4 hari
Ø
Larva:
- Larva yang baru menetas diam ditempat telur
diletakkan, kemudian pindah ke pucuk, bunga, polong dan diam ditempat
itubselama perkembangannya.
- Stadia
larva 8 – 12 hari.
- Larva instar terakhir menuju ke dalam tanah
dan berkepompong.
Ø
Pupa:
- Pupa berwarna kuning pucat, berbulu dan
panjang 3 – 5 mm
- Pupa
dibentuk dalam sela-sela bongkahan tanah dan untuk perkembangannya membutuhkan
kelembaban tertentu.
- Stadia
pupa rata-rata 8 hari.
Ø
Imago:
- Kepala
dan thorak berwarna kemerah-merahan, elytra hitam kebiru-biruan dan mengkilap.
- Elitra bagian pinggir berwarna kuning.
- Dengan makanan yang cukup, imago dapat hidup
rata-rata 4 bulan, maksimal 7 bulan.
- Imago jantan panjang 4 – 5 mm, imago betina 5
– 6 mm.
·
Bioekologi
:
Ø
Hama ini dapat merusak pertanaman
kedelai sejak tanaman muncul di atas permukaan tanah sampai menjelang panen.
Ø
Bila tanaman tersentuh imago akan
menjatuhkan diri dan diam seakan-akan mati.
Ø
Baik imago dan larvanya merusak pucuk,
tangkai daun muda, bunga, polong.
Ø
Serangan pada kecambah dapat menyebabkan
tanaman mati.
Ø
Serangan pada tanaman yang lebih tua
atau pada fase pembungaan mengakibatkan berkurangnya bunga dan polong yng
terbentuk.
Ø
Serangan pada fase pembentukan polong
dan pengisian biji, maka jumlah polong dan biji akan berkurang serta kualitas
biji menurun.
Ø Daur
hidup sampai imago meletakkan telur
pertama adalah 20 – 21 hari.
·
Morfologi:
Ø
Telur:
- Diletakkan pada permukaa bawah daun secara
berkelompok.
- Setiap induk betina menghasilkan telur ± 2000
butir, yang berkisar antara 4 – 8 kelompok.
- Telur
ditutupi dengan bulu-bulu berwarna merah sawo.
- Jumlah telur pada tiap kelompok berkisar 30 –
7000 butir.
- Lama stadia telur 3 hari.
Ø
Larva :
- Larva muda berwarna kehijauan dengan bintik
hitam pada abdomen.
- Larva
tua berwarna abu-abu gelap atau coklat dengan lima garis sepanjang badan
berwarna kuning pucat atau kehijauan.
- Lama
stadia larva 13 – 16 hari.
·
Bioekologi:
Ø
Larva yang baru menetas sementara
tinggal di sekitar kulit telur, memakan epidermis daun bagian bawah.
Ø
Mula-mula larva merusak daun secara
bergerombol atau berkelompok dan setelah daun-daun pada rumpun tersebut habis
larva akan berpencar untuk mendapatkan makanan pada rumpun disekitarnya.
Ø
Kerusakan oleh larva muda yang makan
secara bergerombol menyebabkan bagian daun yang tersisa hanya berupa
tulang-tulang daun dan epidermis bagian atas.
Ø
Dari jauh daun tanaman akan tampak
keputih-putihan.
Ø
Umumny akan dijumpai larva muda di
permukaan bawah daun.
Ø
Larva dewasa dapat makan tulang daun
yang muda, tetapi tidak pada daun yang tua.
Ø
Larva juga memakan polong muda.
Ø
Apabila larva yang merusak dalam jumlah
besar hama ini dapat merusak seluruh daun tanaman.
Ø
Tanaman inang lain : tembakau, kacang
tanah, ketela rambat, cabe, bawang merah, kacang hijau dan jagung.