Jumat, 22 Maret 2013

METODE PEMULIAAN TANAMAN




1.        INTRODUKSI
2.      SELEKSI MASSA
3.      SELEKSI GALUR MURNI
4.     HIBRIDISASI DIIKUTI SELEKSI :
a.   PEDIGRI,
b.   BULK,
c.     BACK CROSS,
d.   SSD
5.      KULTUR JARINGAN DIIKUTI SELEKSI
6.     FUSI PROTOPLAST
7.      DNA REKOMBINAN

1.     INTRODUKSI
Varietas baru dapat diperoleh dengan cara memasukkan suatu genotipe dari luar negeri, selanjutnya dilakukan uji adaptasi, produksi dan ketahanan terhadap hama dan penyakit.  Jika lebih unggul dibanding varietas pembanding yang sudah ada, maka dapat dilepas menjadi varietas baru. Masalah  yg dihadapi pada tanaman introduksi, baik sebagai sumber keragaman maupun sebagai calon varietas baru adalah penanganan dalam mempertahankannya sebagai koleksi dan evaluasinya
Koleksi tanaman introduksi dikelompokkan menjadi tiga:
1.        Tanaman Yang Telah Dimuliakan;
2.      Tanaman Asli;
3.      Tanaman Liar.
Biasanya tanaman introduksi dibutuhkan untuk memperbaiki sifat varietas unggul yang sudah ada dengan melengkapi sifat yang dianggap kurang melalui hibridisasi.

2.      SELEKSI MASSA
Seleksi merupakan salah satu langkah dalam pemuliaan tanaman yang tertua.   Seleksi pada awalnya hanya berdasar-kan perasaan dan apa yang dianggap baik untuk ditanam pada generasi berikutnya.   Seleksi berkembang setelah ditemukan berbagai teknik seleksi. Seleksi pada tanaman menyerbuk sendiri digunakan cara seleksi individu tanaman untuk memperoleh tanaman homozigot.
Seleksi dapat terjadi secara alami maupun buatan. Kemajuan hasil seleksi tergantung pada keragaman genetik materi dasar serta penggunaan metode seleksi yang tepat. Seleksi Massa merupakan metode seleksi tertua. Seleksi berdasarkan Fenotipe tanaman yang diinginkan, kemudian biji dicampur untuk ditanam lagi pada generasi selanjutnya. Seleksi dapat dilakukan satu atau beberapa generasi berurutan sehingga didapat suatu populasi baru dengan sifat-sifat  yang diinginkan.
Seleksi masa mempunyai dua kelemahan:
1.     tanaman homosigot dan heterosigot mempunyai Fenotipe sama untuk sifat dominan. tanaman heterosigot akan mengalami segregasi sehingga seleksi perlu diulang
2.    lingkungan mempengaruhi pertumbuhan  dn penampakan tanaman sehingga menyulitkan penilaian apakah tanaman yang kelihatan baik disebabkan oleh faktor genotipe atau oleh lingkungan.
varietas hasil seleksi masa dapat terdiri atas genotipe berbeda. biasanya perbedaan ini pada sifat kuantitatif. untuk sifat kualitatif: ukuran biji, kemasakan, warna biji atau buah, ketahanan terhadap hama dan penyakit diusahakan sama, karena sifat kualitatif secara fenotipe lebih mudah dinilai.

3.    Seleksi Galur Murni
Seleksi Galur Murni dilaksanakan untuk mendapatkan individu homosigot. bahan seleksi adalah populasi yang sudah mempunyai tanaman homosigot di dalamnya. Pemilihan berdasarkan fenotipe tanaman, sehingga penyeleksi sering kesulitan untuk membedakan pasangan gen yang homosigot dan heterosigot, jika ada faktor dominan.
Populasi bahan seleksi dapat berupa:
1.         varietas lokal yang telah beradaptasi baik pada suatu daerah dan merupakan campuran berbagai galur, dan
2.      populasi tanaman bersegregasi yang merupakan keturunan dari persilangan yang melakukan penyerbukan sendiri sampai beberapa generasi.
Keberhasilan seleksi tergantung keragaman genetik tanaman homosigot pada populasi bahan seleksi.  makin banyak atau makin beragam tanaman homosigot populasi bahan seleksi, makin besar kemungkinan memperoleh individu tanaman yang diharapkan. hasil seleksi berupa galur murni. kemurnian galur dapat berubah karena beberapa sebab: 1) tercampur dengan biji varietas lain, 2) terjadi persilangan secara alami, dan 3) terjadi mutasi, sehingga penyeleksian perlu dilaksanakan lagi setelah beberapa tahun galur murni tersebut ditanam.

4.   Hibridisasi diikuti seleksi :
     a.    Pedigri

     b.    bulk

     c.     SSD  (Single Seed Descent)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar